bagaimana seorang pianis muda hidup tanpa jemarinya?
bagaimana seorang violist profesional tanpa tangan kanannya?
dan bagaimana dengan seorang atlit taekwondo papua yang jauhjauh datang ke jakarta namun salah satu kakinya harus direnggut kereta api?
jika kamu harus jatuh kali ini, maka esok hari kamu harus melompatinya kali ini.
kembali dari awal bukanlah gagal. tapi suatu kesempatan mematangkan diri untuk kamu yang independent.
kalau orang yang kekurangan merasa bersyukur, bagaimanakah kita seharusnya?
|
|
gwn
No comments:
Post a Comment