nowadays, it might be somethin happened besides.
melihat korban-korban berjatuhan karena egoisme semata, sepertinya bukan saatnya lagi kita bangkit. harusnya kita sudah bangun dari kemarin-kemarin. bukannya baru ada bom--well, remember the bomb at Marriott and Ritz-Carlton?--baru kita kalang kabut periksa sana-sini. di mall, di hotel-hotel, perkantoran, fyi, that's NOT even gonna work at all. malah terkesan that you're too much wasting time.
doktrinasi yang terjadi kepada para remaja yang menjadi pelaku bom bunuh diri juga bisa menjadi pertanyaan kita yang besar. benarkah
kita masih menjadi punuk yang terlalu tinggi menengadah keatas namun masih terpaku oleh selangkangan barat yang memperbudak kita?
Manchester United, segala kekecewaan kita, inilah bukti betapa Budi terlalu takut lagi untuk bermain bola..
(ingat kan dengan iklan TV yang berisi tim MU belajar mengucapkan kalimat 'Budi Bermain Bola' pada iklan provider 3? Sekarang marak baliho provider 3 yang berbackground hitam dengan tulisan putih 'Budi Teruslah Bermain Bola..') seakan menjawab betapa peristiwa bom mengguncang posisi Indonesia dimata dunia..
belum lagi kontroversi kecurangan pasangan capres-cawapres berslogan 'lanjutkan' yang di gembargemborkan 2 pasangan capres yang lain. Mereka menolak menandatangani rekapitulasi, dengan alasan hak pilih WNI banyak yang disalah gunakan. Kembali lagi pada debat capres yang sudah lalu.. jika mereka benar siap kalah atau menang, dan setuju pemilu hanya satu kali putaran (demi kemakmuran pembangunan negara yang lebih penting) harusnya hal memalukan seperti ini tak perlu dipermasalahkan. Mengatasnamakan rakyat, kepada rakyat, dan untuk rakyat, mungkinkah hanya tameng? pilu melihat rakyat harus terusmenerus ditipu kalangan berdasi. Ini bukan masalah keadilan. Ini adalah masalah kejujuranmu demi orang banyak.
Biarlah Tuhan memberikan jawaban.
Jadi kita tidak perlu saling tunjuk untuk tau siapa yang bersalah.
|
|
gwn
No comments:
Post a Comment